Ingin Dapatkan Informasi dan Trik-trik Terbaru Tentang Komputer Klik Disini

Persandian Indonesia Dan Sejarahnya

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persandian yang berasal dari kata
dasar sandi adalah rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa
Inggris cryptography, yang berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang
tulisan rahasia.
Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini,
pengertian umum persandian adalah semua kegiatan pengamanan informasi
rahasia yang dilaksanakan berdasarkan konsep, teori dari teknik-teknik
penyandian (enkripsi), serta ilmu pendukung lain secara metodologis,
konsisten, dan sistematis.
Berdasarkan Keppres Nomor 103 tahun 2001 telah ditetapkan Lembaga Sandi
Negara (Lemsaneg) sebagai Lembaga Pemerintahan Non-Departemen yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang persandian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka
melaksanakan tugas tersebut Lemsaneg menyelenggarakan fungsi pengkajian dan
penyusunan kebijakan nasional di bidang persandian, koordinasi kegiatan
fungsional dalam pelaksanaan tugas-tugas persandian, dan fasilitas serta
pembinaan kegiatan persandian.

Sejarah persandian
Sejarah persandian Republik Indonesia dimulai dengan berdirinya Dinas Kode
pada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada tanggal 4 April 1946.
Dalam perkembangannya, persandian Indonesa secara kelembagaan mengalami
beberapa kali perubahan seiring dengan dinamika kehidupan pemerintahan
Republik Indonesia. Pada 2 September 1949 Dinas Kode Kementerian Pertahanan
tersebut berubah menjadi Djawatan Sandi, dan akhirnya pada 22 Februari 1972
berubah menjadi Lembaga Sandi Negara. Dinas Kode yang dulu hanya
melaksanakan persandian di lingkungan Angkatan Perang Republik Indonesia,
saat ini telah menjadi Lembaga Sandi Negara yang menangani persandian secara
nasional. Dari konteks sejarah itulah, 4 April kemudian dinyatakan dan
diperingati sebagai Hari Persandian Republik Indonesia.
Dalam hal kepemimpinan, sejak pembentukannya, Lembaga Sandi Negara telah
mengalami empat periode kepemimpinan, mulai dari Mayjen TNI (Purn.) Dr
Roebiono Kertopati (1946-1964), Laksda TNI (Purn.) Soebardo (1986-1998),
Laksda TNI (Purn.) BO Hutagalung (1998-2002), dan Mayjen TNI Nachrowi Ramli
terhitung mula 1 Mei 2002 sampai dengan sekarang.
Tentang peralatan persandian yang digunakan untuk mengamankan informasi
rahasia negara, pada saat perang melawan penjajahan hingga perang
kemerdekaan, peralatan sandi yang digunakan sebatas penggunaan sistem One
Time Pad (OTP) dan sistem kode yang dibuat secara mandiri. Saat ini, dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, peralatan sandi yang
digunakan semakin bervariasi. Peralatan sandi tersebut antara lain telepon
bersandi (cryptophone), faks bersandi (cryptofax), sistem pengamanan data
(data security), secure e-mail, encrypted mobile phone, dan lain-lain.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur penting dalam persandian. SDM
persandian pada awal berdirinya direkrut secara ketat dan pribadi oleh Dr
Roebiono Kertopati sendiri. Dalam hal memenuhi kebutuhan SDM persandian yang
profesional Lemsaneg melaksanakan program Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Pembentukan Sandiman, yang dapat diikuti oleh personel dari berbagai
instansi pemerintah, dan Akademi Sandi Negara. Dalam rangka meningkatkan
kualitas personel sandi yang dikaitkan dengan teknologi informasi dan
komunikasi yang berkembang pesat, sesuai Keppres Nomor 22/2003, Akademi
Sandi Negara ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Sandi Negara
(STSN).

Posted in Label: |

0 komentar: